Minggu, 12 Agustus 2012

Short FF 2Min [ The Best Man ]

Title : The Best Man
pair : Minho x Taemin
genre : romance, fluff
author : justomin


A/N : hola! this is justomin ^^ kali ini bawa short FF ya ^^ seperti biasa pair-nya 2min (minho x taemin)
ini bikinnya gara2 ada adegan kiss scene Minho sama Sulli TT_______________TT
aku.... galau. huhuuuu Minho TT___________TT
ah ya udah deh, silakan baca. don't forget to leave your comment ok? ^^;;







===



“Kau percaya aku mencintaimu kan?”




Aku menghembuskan nafasku pelan. entah kenapa mengingat satu kalimat itu membuatku merasa berat.

Iya. Aku percaya.

Ah, andai saja ia tidak pernah melontarkan kalimat itu mungkin aku bisa seenaknya memakinya, memarahinya, atau apapun. atau andai saja kami pasangan muda yang baru berhubungan dua atau tiga bulan, mungkin aku dengan mudah mengatakan ‘aku tidak percaya!’ saat ia mengatakan kalimat itu.


Tapi… hubungan kami tidak singkat. Well, 4 tahun. Kau bisa mengatakan itu bukan waktu yang pendek. Tidak untuk hubungan kami yang banyak sekali dilanda masalah.

Choi Minho, the rapper of SHINee. Dan Lee Taemin, the dancer of SHINee.

Pertama, hubungan kami tersembunyi karena kami sama-sama pria. Okay, kau boleh mencercaku, tapi begitulah kenyataannya.

Kedua, that Minho hyung yang tampan itu selalu saja digosipkan dengan banyak wanita karena sifat ramahnya – or maybe dia terlalu ramah, entahlah. Well, beberapa orang juga sering menggosipkanku, dengan pria atau wanita, tetapi itu tidak menimbulkan keseriusan yang berarti.

Ketiga, Minho hyung sedang menjalankan jadwal syuting drama yang padat. Terlalu padat sampai ia harus tidak mengikuti jadwal SHINee. Dan seperti biasanya… some people are mad with it, some people are happy for it.

Terfokus pada yang ketiga, itulah yang membuat keadaanku… well, sedikit tidak nyaman.
Hari ini aku baru menonton semua teaser dramanya. Semuanya.




Klek.

“Taemin?”

Kutolehkan kepalaku dan kudapati Minho hyung baru saja masuk ke kamar – sepertinya ia baru pulang syuting.

Pria itu melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 3 pagi dan terheran melihat aku masih membuka mataku.
“Kau tidak tidur, sayang?” tanyanya lembut, berjalan mendekat dan duduk di pinggir ranjang.

Aku menggeleng keras. “Hyung sudah pulang? Aku menunggumu…”

Minho hyung hanya tersenyum tipis, kemudian menatapku dengan lembut. “Aku harus kembali ke lokasi syuting. Aku pulang hanya untuk mengambil pakaian. Tidak usah menungguku, bukankah besok kalian ada jadwal?”

Aku mengangguk pelan. “Hyung tidak tidur? tidak mengantuk?” aku bertanya – mengulur waktu kepergiannya, karena faktanya aku benar-benar merindukannya.

Ya, aku merindukannya. Bisa-bisa aku gila karena terlalu merindukannya.


“Ah~ iya, aku akan tidur selama perjalanan nanti di dalam van. Tidak usah cemas –“

Kalimatnya terpotong seketika karena aku memeluknya dengan erat.

“Taemin…”


Aku diam saja saat ia memanggil namaku, tidak mau menjawab. Aku ingin bicara banyak, tapi rasanya susah memulai dari mana.

Saat pelukanku sedikit meregang, ia melepaskan pelukan kami dan menangkup wajahku lembut. Dan aku tidak buta untuk memastikan bahwa di bawah matanya terdapat lingkaran gelap yang menandakan bahwa ia kurang tidur.

Minho hyung pasti sangat lelah…

“Hyung apa dramanya menyenangkan? Aku baru saja melihat seluruh teasernya hari ini. Hehe…” kekehku hambar. Ya, hambar karena sepertinya ekspresiku lebih dekat dengan kata sedih dibanding dengan tertawa.

Menyadari raut wajahku itu, Minho hyung tidak menjawab. Sepertinya ia merasa bersalah – entahlah.
“Soal adegan dengan Sulli –“

Aku menggeleng dengan cepat. Tidak! aku tidak mau mendengar lagi fakta bahwa mereka beradegan ciuman dari bibir Minho hyung. Aku tidak mau…

“Taemin, maaf…”

Mendengarnya minta maaf itu membuat mataku berkaca-kaca. Aku menggeleng cepat dan segera memeluknya – tidak mau ia melihat tetesan air mataku jatuh.

“Tidak. k – kau berakting sangat ba – gus. Minho hyung hebat… Minho hyung – ku… hebat.” Kutepuk-tepuk pelan punggungnya, berusaha bicara dengan benar menyatakan bahwa aku bangga memilikinya.

Kurasakan tangan Minho hyung mengelus punggungku lembut. “Taemin… kau marah padaku?”

“A – ni… ani…” ucapku lagi, memeluknya lebih erat.


Aku tidak berbohong. Aku memang tidak marah padanya. Tidak juga dengan Sulli.

Minho hyung melompat dengan baik juga berakting dengan sangat bagus. Sangat kekanakan kalau aku marah untuk sesuatu yang ia lakukan dengan sungguh-sungguh, bahkan bisa dikatakan berhasil. Aku bukan anak kecil lagi yang marah-marah di depan wajahnya.



Aku hanya… sedih.

Sedih karena ia kurang tidur.
Sedih karena aku dan dia tidak memiliki waktu yang banyak untuk bertemu dan bersama-sama.
Sedih karena aku cemburu melihatnya beradegan ciuman dengan orang lain.

Iya, itu hanya acting. Iya, yang mencium Sulli itu adalah Kang Taejun. Iya, ciuman sesungguhnya tanpa scenario itu hanya ia lakukan denganku.

Aku tau itu. aku tau persis itu.

Tapi bagaimanapun juga… ia mencium Sulli. Kang Taejun itu diperankan oleh Minhoku – Choi Minho. Dan munafik kalau aku bilang aku tidak cemburu sama sekali.

Kecemburuanku itu membuatku sedih. Bukan karena aku marah, tapi karena aku mencintainya. Beberapa orang tidak akan mengerti, karena mereka tidak mencintai Minho hyung dengan hatinya.


Dan seolah mengerti semua isi hatiku, Minho hyung berbisik di telingaku, “Aku mencintaimu Lee Taemin. aku sangat mencintaimu.”

Betapa hebatnya kata cinta itu. ia berhasil membuatku tersenyum tipis, mengobati sedikit kecemburuanku. Dengan senyuman yang masih tertempel di bibirku, aku melepas pelukan kami.

Minho hyung tidak mengatakan apapun saat melihat sisa-sisa air mataku. Yang ia lakukan hanya menghapusnya lembut, dan itu membuatku semakin ingin menangis – fortunately, aku bisa menahannya.

“Terima kasih untuk tidak marah, Taemin-ah. Kau tau aku selalu ingin melakukan yang terbaik…”

Aku mengangguk cepat. entah kenapa aku merasa sangat rapuh saat ini.

“Kau cemburu, sayang?” tanyanya. Aku hanya diam saja, terlalu takut untuk mengatakannya.
“Tidak apa-apa, jujur saja…” ujarnya, memindahkan sejumput rambutku ke belakang telingaku.

Perlahan, aku mengangguk. “Aku cemburu, dengan Sulli.”

Yeah, karena Minho hyung bersama-sama dengannya setiap hari, dan juga menciumnya…




“Can I kiss you?” ia bertanya langsung di hadapanku, membuatku sedikit terkejut.



Tapi aku mengangguk.

Tidak butuh waktu banyak untuk membuat bibirnya dan bibirku bertemu. Hanya sebentar lalu bibir kami terpisah karena panggilan dari manager untuk Minho hyung via sms.

“Manager yang cerewet…” kekeh Minho hyung, kembali memasukkan ponselnya ke kantongnya.
“Sebelum aku pergi lagi, ayo kita berciuman sedikit lebih lama lagi…” ucapnya.

Dan aku tidak memiliki waktu lagi untuk mengkonfirmasi karena bibirnya sudah menyentuh bibirku. Sedikit hisapan, dan aku membalasnya. Kami berciuman mesra, sampai-sampai aku tidak sadar ia mengangkat tubuhku. Aku melingkarkan kakiku di pinggangnya – seperti seekor koala yang memeluk sosok yang kokoh. Kemudian ia memutar-mutar tubuhku, dan aku tersenyum dibuatnya.

“I love you, Taemin…”



Terima kasih Minho hyung.
Terima kasih untuk hal manis dalam waktu singkat ini.
Terima kasih untuk selalu mengerti keadaanku.
Terima kasih untuk semua kerja kerasmu.



Aku mencintaimu.












THE END.